SabdaRasul saw., "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur. Tidak ada sembahan yang hak kecuali Engkau." (HR Abu Daud no. 5092). Kita berharap pada Allah untuk dimasukkan menjadi bagian dari golongan orang-orang yang selalu bersyukur merasa cukup atas nikmatnya serta tidak kufur.
Abu Qilabah, Mengajarkan Sabar Dan Syukur Kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسيTim Majalah As-SunnahEditor Eko Haryanto Abu Ziyad2013 - 1435أبو قلابة درس في الصبر والشكر باللغة الإندونيسية »فريق مجلة السنةمراجعة أبو زياد إيكو هاريانتو2013 - 1435Abu Qilabah, Mengajarkan Sabar Dan Syukur Kepada Allah Shubhanahu wa ta’allaSegala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam beserta keluarga dan seluruh yang sering mengamati isnad hadits, nama Abu Qilabah tidaklah asing, karena sering disebutkan dalam isnad-isnad hadits. Terutama, karena ia seorang perawi yang meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik. Sahabat ini merupakan salah seorang dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam. Oleh karena itu, nama Abu Qilabah sering disebut secara berulang-ulang, seiring diulangnya nama Anas bin Malik. Ibnu Hibban di dalam ats-Tsiqot menyebutkan kisah menakjubkan tentangnya, yang menunjukan kekuatan keimanan Abu Qibalah kepada Allah Shubhanahu wa ta’ bernama 'Abdullah bin Zaid al Jarmi, salah seorang dari para ahli ibadah dan ahli zuhud yang berasal dari al Bashroh. Beliau meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik dan sahabat Malik bin al Huwairits Radhiyallahu anhuma. Beliau wafat di Negeri Syam pada tahun 104 Hijriah, yaitu pada masa kekuasaan Yazid bin 'Abdil-Malik.'Abdullah bin Muhammad berkata Aku keluar menuju tepi pantai untuk memantau kawasan pantai dari kedatangan musuh. Tatkala tiba di tepi pantai, tiba-tiba aku telah berada di sebuah dataran lapang di suatu tempat di tepi pantai. Di dataran tersebut ada sebuah kemah, yang di dalamnya terdapat seseorang yang telah buntung kedua tangan dan kedua kakinya. Pendengarannya telah lemah dan matanya telah rabun. Tidak satu anggota tubuhnyapun yang bermanfaat baginya, kecuali lisannya. Orang itu berkata, "Ya, Allah. Tunjukilah aku agar aku bisa memuji -Mu, sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan Engkau sungguh telah melebihkan aku di atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan."'Abdullah bin Muhammad berkata,"Demi Allah, aku akan mendatangi orang ini, dan aku akan bertanya kepadanya bagaimana ia bisa mengucapkan perkataan ini. Apakah ia memahami dan mengetahui yang diucapkannya itu? Ataukah ucapannya itu ilham yang diberikan kepadanya?" Akupun mendatangi, lalu mengucapkan salam kepadanya. Kukatakan kepadanya "Aku mendengar engkau berkata 'Ya, Allah. Tunjukilah aku agar aku bisa memuji -Mu, sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan Engkau sungguh telah melebihkan aku di atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan'. Nikmat manakah yang telah Allah Shubhanahu wa ta’alla anugerahkan kepadamu, sehingga engkau memuji -Nya atas nikmat tersebut? Kelebihan apakah yang telah Allah Shubhanahu wa ta’alla anugerahkan kepadamu, sehingga engkau menysukurinya?" Orang itu menjawab Tidakkah engkau melihat yang telah dilakukan Robbku kepadaku? Demi Allah, seandainya Ia mengirim halilintar kepadaku sehingga membakar tubuhku, atau memerintahkan gunung-gunung untuk menindihku sehingga menghancurkan tubuhku, atau memerintahkan laut untuk menenggelamkan aku, atau memerintahkan bumi untuk menelan tubuhku, maka tidaklah semua itu, kecuali semakin membuat aku bersyukur kepada -Nya, karena Ia telah memberikan kenikmatan kepadaku berupa lidahku wahai hamba Allah Shubhanahu wa ta’ala. Engkau telah mendatangiku, maka aku perlu bantuanmu. Engkau telah melihat keadaanku. Aku tidak mampu untuk membantu diriku sendiri atau mencegah diriku dari gangguan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku memiliki seorang anak yang selalu melayaniku. Saat tiba waktu sholat, ia mewudhukan aku. Jika aku lapar, ia menyuapiku. Jika aku haus, ia memberi aku minum. Namun sudah tiga hari ini aku kehilangan dirinya, maka tolonglah engkau mencari kabar tentangnya. Semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla merahmati engkau. Aku berkata,"Demi Allah, tidaklah seseorang berjalan menunaikan keperluan seorang saudaranya, dan ia memperoleh pahala yang sangat besar di sisi Allah Shubhanahu wa ta’alla, lantas pahalanya lebih besar dari seseorang yang berjalan untuk menunaikan keperluan dan kebutuhan orang yang seperti engkau," maka akupun berjalan mencari anak orang tersebut, hingga tidak jauh dari tempat itu, aku sampai di suatu gudukan pasir. Tiba-tiba aku mendapati anak orang tersebut telah diterkam dan dimakan binatang buas. Akupun mengucapkan inna lillah wa inna ilaihi roji'un. Aku berkata,"Bagaimana aku mengabarkan kejadian ini kepada orang tersebut?"Tatkala aku tengah kembali menuju orang tersebut, maka terlintas di benakku kisah Nabi Ayyub Alaihissallam. Begitu aku menemui orang tersebut, maka akupun mengucapkan salam kepadanya. Dia menjawab salamku dan bertanya,"Bukankah engkau orang yang tadi menemuiku?" Aku menjawab,"Benar."Ia bertanya,"Bagaimana dengan permintaanku kepadamu untuk membantuku?" Akupun berkata kepadanya,"Engkau lebih mulia di sisi Allah Shubhanahu wa ta’alla ataukah Nabi Ayyub Alaihissallam ?"Ia menjawab,"Tentu Nabi Ayyub Alaihissallam."Aku bertanya,"Tahukah engkau cobaan yang telah diberikan Allah Shubhanahu wa ta’alla kepada Nabi Ayyub? Bukankah -Dia telah mengujinya dengan hartanya, keluarganya, serta anaknya?"Orang itu menjawab,"Tentu aku tahu."Aku bertanya,"Bagaimanakah sikap Nabi Ayyub dengan cobaan tersebut?"Ia menjawab,"Nabi Ayyub bersabar, bersyukur, dan memuji Allah Shubhanahu wa ta’alla."Aku berkata,"Tidak hanya itu, bahkan ia dijauhi oleh karib kerabatnya dan sahabat-sahabatnya." Ia menimpali,"Benar."Aku bertanya,"Bagaimanakah sikapnya?" Ia menjawab,"Ia bersabar, bersyukur dan memuji Allah Shubhanahu wa ta’alla."Aku berkata,"Tidak hanya itu, Allah Shubhanahu wa ta’alla menjadikan ia menjadi bahan ejekan dan gunjingan orang-orang yang lewat di jalan, tahukah engkau tentang hal itu?" Ia menjawab,"Iya."Aku bertanya,"Bagaimanakah sikap Nabi Ayyub?"Ia menjawab,"Ia bersabar, bersyukur, dan memuji Allah Shubhanahu wa ta’alla. Langsung saja jelaskan maksudmu. Semoga -Dia merahmatimu."Aku pun berkata,"Sesungguhnya putramu telah aku temukan di antara gundukan pasir dalam keadaan telah diterkam dan dimakan binatang buas. Semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau." Orang itu berkata,"Segala puji bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla yang tidak menciptakan bagiku keturunan yang bermaksiat kepada -Nya, lalu Ia menyiksanya dengan api neraka," kemudian ia berkata,"Inna lillah wa inna ilaihi roji'un," lalu ia menarik nafas yang panjang, kemudian meninggal dunia. Aku berkata,"Inna lillah wa inna ilaihi roji'un."Besar musibahku, orang seperti ini, jika aku biarkan begitu saja, maka akan dimakan binatang buas. Dan jika aku hanya duduk, maka aku tidak bisa melakukan apa-apa [1] .Lalu akupun menyelimutinya dengan kain yang ada di tubuhnya, dan aku duduk di dekat kepalanya sambil menangis. Tiba-tiba datang kepadaku empat orang dan berkata kepadaku "Wahai 'Abdullah. Ada apa denganmu? Apa yang telah terjadi?" Akupun menceritakan kepada mereka yang telah aku alami. Lalu mereka berkata,"Bukalah wajah orang itu, siapa tahu kami mengenalnya!" Akupun membuka wajahnya, lalu merekapun bersungkur mencium keningnya, mencium kedua tangannya, lalu mereka berkata "Demi Allah, matanya selalu tunduk dari melihat hal-hal yang diharamkan –Nya. Demi Allah, tubuhnya selalu sujud tatkala orang-orang dalam keadaan tidur".Aku bertanya kepada mereka "Siapakah orang ini. Semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla merahmati kalian?" Mereka menjawab,"Abu Qilabah al Jarmi sahabat Ibnu 'Abbas. Dia sangat cinta kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam," lalu kamipun memandikan dan mengafaninya dengan pakaian yang kami pakai, lalu kami menyolati dan usai merekapun berpaling pulang, dan akupun pergi menuju pos penjagaanku di daerah perbatasan. Tatkala malam hari tiba, akupun tidur. Aku melihat di dalam mimpi, ia berada di taman surga dalam keadaan memakai dua lembar kain dari kain surga sambil membaca firman Allah Shubhanahu wa ta’allaقال الله تعالى ﴿ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُم بِمَا صَبَرۡتُمۡۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ ٢٤ ﴾ [الرعد 24]"Salamun 'alaikum bima shabartum" [keselamatan bagi kalian dengan masuk ke dalam surga karena kesabaran kalian], maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. [ar-Ra'd/1324].Aku bertanya kepadanya,"Bukankah engkau adalah orang yang aku temui?"Ia menjawab,"Benar."Aku berkata,"Bagaimana engkau bisa memperoleh ini semua?" Ia menjawab,"Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla menyediakan derajat-derajat kemuliaan yang tinggi, yang tidak bisa diperoleh, kecuali dengan sikap sabar tatkala ditimpa bencana, dan rasa syukur tatkala dalam keadaan lapang, dan tenteram bersama dengan rasa takut kepada -Nya, baik dalam keadaan sendirian maupun dalam keadaan di depan khalayak ramai."Diterjemahkan oleh Abu Abdil-Muhsin, dari Kitab ats-Tsiqot, karya Ibnu Hibban. Tahqiq as-Sayyid Syarofuddin Ahmad, Penerbit Darul Fikr, Jilid 5 halaman 2-5 [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XI/1428H/2007. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016] _______ Footnote [1] Hal ini, karena biasanya daerah perbatasan jauh dari keramaian manusia. Dan kemungkinan 'Abdullah tidak membawa peralatan untuk menguburkan orang tersebut. Sehingga, jika ia hendak pergi mencari alat untuk menguburkan orang tersebut, maka bisa saja datang binatang buas memakannya. Wallahu a'lam.
Pemandangansemacam inilah yang membuat hatiku berbunga-bunga, dan mendesakkan hati untuk segera berbabung. Melalui aktivitas-aktivitas inilah, aku bisa kembali bangkit dari sebelumnya. Bahkan, pada bulan Oktober tahun lalu, rumah yang kami (yang semula kontrak telah resmi jadi milik kami).
Manfaat Bersyukur – Hidup ini sulit. Kamu yang sudah dewasa pasti setuju dengan pernyataan ini. Saat kita masih kecil, kita sering berpikir betapa enaknya jadi orang dewasa. Namun saat sudah dewasa, kita sadar bahwa hidup sebagai anak-anak justru jauh lebih mudah. Saat masih kecil, masalah terberat yang kita hadapi palingan tugas rumah yang sulit atau terlambat datang ke sekolah. Saat sudah dewasa, masalah yang muncul semakin berat. Terlalu berat hingga kadang membuat kesehatan mental dan fisik kita terganggu. Bukan hanya masalah, saat dewasa kita juga dihadapkan pada sederet tanggung jawab yang harus kita pikul. Namun, yang namanya hidup, seberat apapun itu tetap saja harus dijalani. Kebanyakan karena kita memang tidak memiliki pilihan lain selain menjalaninya. Untuk membuatnya lebih mudah, kita harus rajin-rajin bersyukur. Well, kedengarannya memang gak masuk akal. Hidup susah tapi kenapa harus bersyukur? Pada kenyataannya, bersyukur memang dapat membuat hidup jauh lebih mudah dan bahagia. Simak ulasan terkait manfaat bersyukur! Pengertian Bersyukur7 Tanda Kamu adalah Orang yang Bersyukur1. Jarang mengeluh2. Selalu bisa melihat sisi terbaik dari sebuah masalah3. Tidak pernah merasa rendah diri dengan kondisinya4. Suka berterima kasih5. Tidak sombong apalagi bersikap berlebihan6. Suka berbagi kepada sesama7. Memiliki hati yang bersih5 Manfaat Bersyukur1. Hidup kita akan menjadi lebih berkah2. Terbebas dari penyakit hati3. Membuat kita semakin dekat dengan Tuhan4. Terhindar dari penyakit fisik5. Tuhan menambahkan kenikmatan di hidupnya3 Cara Mengungkapkan Rasa Syukur1. Semakin taat beribadah2. Berbagi kepada orang lain3. Jangan lupa untuk tersenyum!Kategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Pengertian Bersyukur Membahas soal bersyukur, kita pasti sering melakukannya. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya, apa sih sebenarnya bersyukur itu? Sebagian orang pasti akan menjawab, bersyukur adalah berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk semua anugerah dan karunianya. Jawaban ini sebenarnya tepat, tepat banget malah. Tapi sebenarnya, pengertian bersyukur itu macam-macam. Secara bahasa, kata syukur sendiri sebenarnya berasal dari Bahasa Arab yakni syakaro-yaskuru-syukron yang berarti pujian untuk yang memberikan kebaikan. Dalam ajaran agama Islam, syukur adalah ungkapan rasa terima kasih kepada Allah SWT atas kenikmatan yang sudah diberikan. Bukan hanya sekedar berterima kasih dengan mengungkapkannya dengan mengucapkan Alhamdulillah, namun juga diwujudkan dengan tindakan dan menaikkan ketaatan kita saat beribadah kepada Allah SWT. Secara spesifik, Allah SWT bahkan memerintahkan manusia untuk banyak bersyukur dan mengingat-Nya, karena semakin banyak kita mengingat Allah SWT, maka Allah SWT juga akan mengingat kita. Wujud mengingat itu dengan cara dimudahkan urusan dan rezeki kita, dan diberkahinya hidup kita. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” QS. Al-Baqarah 2 Ayat 152 7 Tanda Kamu adalah Orang yang Bersyukur Bersyukur kepada Tuhan adalah hal yang harus sering kita lakukan. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, semakin sering kita bersyukur, maka akan semakin mudah hidup kita. Selain itu, bersyukur juga sebenarnya mudah sekali dilakukan. Selain itu, orang yang rajin bersyukur juga biasanya menunjukkan tanda-tanda tertentu. Tanda seperti apa? Apakah kamu termasuk orang yang bersyukur? 1. Jarang mengeluh Mengeluh saat hidup kita sedang di masa sulit adalah hal yang wajar dilakukan. Bagaimanapun, kita adalah manusia biasa. Lagipula, tidak ada juga undang-undang yang melanggar bahwa manusia tidak boleh mengeluh. Namun bukan berarti kamu harus mengeluh setiap lima menit sekali. Mengeluh itu boleh, tapi terlalu sering mengeluh juga berefek buruk pada hidup kita. Mengeluh sesekali memang akan membuat beban kita terasa lebih ringan. Namun jika terlalu sering, mengeluh juga akan membuat masalah yang sebenarnya ringan jadi terasa lebih berat. Orang yang selalu bersyukur biasanya jarang mengeluh. Mereka mungkin mengeluh sesekali, tapi itu pun jika memang masalah yang dihadapinya benar-benar berat dan berada di ambang batas kemampuannya. 2. Selalu bisa melihat sisi terbaik dari sebuah masalah Orang yang pintar bersyukur bukan hanya jarang mengeluh, tapi juga pintar melihat sisi positif dari sebuah masalah. Normalnya, ketika seseorang sedang terjebak dalam sebuah masalah, mereka cenderung stuck di masalah tersebut. Pikirannya berantakan, jadi jangankan berpikir positif, keluar dari pikiran negatif aja susahnya minta ampun. Namun, beda cerita kalau orang yang suka bersyukur sedang terjebak masalah. Sesulit apapun hidup menimpanya, mereka selalu berhasil menemukan sisi positif dari masalah yang dihadapinya, bahkan bersyukur untuk hal positif tersebut. Hebat, ya? 3. Tidak pernah merasa rendah diri dengan kondisinya Hidup tidak selalu mudah, kita semua tahu itu. Ada yang bilang, hidup itu seperti roda yang berputar. Kadang di atas, kadang di bawah, dan memang begitulah kenyataannya. Tidak jarang, saat kondisi kita sedang dibawah, hidup kita berantakan hingga membuat kita merasa malu meski itu kepada teman-teman sendiri. Orang yang suka bersyukur tidak akan begitu. Mereka sadar bahwa lagi-lagi hidup itu berputar. Sekarang, hidupnya memang sedang dibawah, tapi dia sadar, kondisinya tidak akan selamanya begitu. Selama dia mau berusaha dan berdoa, besok lusa keadaan pasti akan membaik. 4. Suka berterima kasih Sifat baik lain yang dimiliki oleh orang yang rajin bersyukur adalah, mereka tahu caranya menghargai kebaikan yang datang kepadanya. Meski kebaikan itu kecil bahkan tidak ada artinya di mata orang lain, namun mereka akan tetap menghargainya. Selain itu, mengucapkan “Terima Kasih” adalah salah satu ungkapan pamungkas mereka saat sebuah kebaikan datang padanya. Eits, hanya karena mereka sering berterima kasih, bukan berarti mereka mengucapkannya asal-asalan, ya! Ketika seseorang yang pandai bersyukur mengucapkan terima kasih, ucapan itu tidak hanya keluar dari mulutnya, tapi juga hatinya. 5. Tidak sombong apalagi bersikap berlebihan Seperti yang sudah dibilang, orang bersyukur pandai sekali dalam menghargai kebaikan. Nah, karena mereka tahu caranya menghargai, mereka juga tidak akan pernah bersikap boros untuk apapun yang dia miliki. Dia tahu caranya memanfaatkan sesuatu sebaik-baiknya. Selain tidak berlebihan, orang yang rajin bersyukur juga tidak memiliki sifat sombong. Mereka sadar diri, apapun yang dia miliki sekarang hanyalah titipan Tuhan. Namanya titipan, bisa diambil kapan saja oleh pemilik-Nya. Jangankan harta benda, dirinya sendiri bahkan bukan miliknya. Jika semua hal ini milik Tuhan, lantas apa yang harus disombongkan? 6. Suka berbagi kepada sesama Dalam ajaran Islam, ada bagian orang lain dalam setiap rezeki kita. Orang lain siapa? Tentu saja, orang-orang yang lebih membutuhkan dibanding kita. Orang yang suka bersyukur sadar betul hal itu. Makanya setiap kali dia mendapatkan sebuah kebaikan, entah itu rezeki atau makanan yang lebih, mereka akan dengan senang hati berbagi kepada orang lain. Mungkin rezeki yang kita berikan memang tidak banyak, namun bagi orang yang membutuhkan, itu berarti banyak. Lagipula, dengan berbagi, kita sudah menyebarkan kebahagiaan yang kita miliki kepada orang lain. 7. Memiliki hati yang bersih Orang yang suka bersyukur senang berbagi, pintar menghargai, dan juga memiliki pikiran yang positif. Dengan semua kebaikan itu, mustahil jika dia memiliki hati yang kotor. Sebaliknya, orang yang rajin bersyukur justru memiliki hati dan pikiran yang bersih. Mereka selalu merasa cukup dengan apa yang dia miliki, maka rasa iri dan dengki selalu jauh dari hatinya. Karena hatinya bersih, maka pikiran mereka juga bersih. Dia tidak pernah memiliki pikiran buruk, apalagi sampai ingin mencelakai orang lain. Sekilas, bersyukur itu kelihatan mudah. Namun siapa sangka, sesuatu yang begitu mudah dilakukan ternyata memiliki banyak sekali manfaat. Tidak banyak orang menyadari, betapa banyaknya manfaat bersyukur yang akan didapatkan ketika kita rajin bersyukur kepada Tuhan. Kira-kira apa saja manfaat bersyukur? 1. Hidup kita akan menjadi lebih berkah Kamu mungkin tidak percaya, namun saat kita sering bersyukur, hidup kita terasa jauh lebih berkah. Bagaimana tandanya? Tandanya adalah hidup kita selalu cukup, dan tidak pernah merasa kurang. Rasanya berbagai kebaikan berdatangan, bahkan dari arah yang tidak pernah kita sangka sebelumnya. Ketika kita kekurangan pun, ada saja jalan keluarnya. Lebih hebatnya lagi, meski hidup kita tidak berlebihan, kita masih bisa berbagi kepada orang lain. Aneh dan ajaib di saat yang sama! Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman “Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur kufur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.” QS. Luqman 31 Ayat 12 2. Terbebas dari penyakit hati Banyak orang sibuk menjaga diri dari penyakit tubuh, tapi lupa melindungi diri dari penyakit hati. Padahal, penyakit hati juga sama berbahayanya dengan penyakit fisik. Penyakit hati seperti sombong, iri hati, dan dengki bahkan bukan hanya bisa mencelakakan diri sendiri, tetapi juga mencelakan orang lain. Untung buat mereka yang pintar bersyukur, karena dengan bersyukur, resiko mereka terkena penyakit hati juga akan semakin kecil. Kenapa begitu? Karena mereka selalu merasa hidupnya sudah cukup, tidak ada yang kurang. Jika sudah cukup, lantas kenapa harus iri dan dengki kepada apa yang jadi milik orang lain? 3. Membuat kita semakin dekat dengan Tuhan Manfaat bersyukur selanjutnya adalah, membuat kita semakin dekat dengan Tuhan. Ini karena mereka sadar kalau semua yang mereka dapatkan asalnya dari Tuhan. Untuk mengungkapkan rasa syukurnya, mereka bukan hanya menggunakan mulut, tetapi juga dengan cara meningkatkan ibadahnya. Semakin sering dia bersyukur, semakin besar keinginannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semakin dekat kita dengan Sang Pencipta, keimanan kita juga akan semakin kuat dari sebelumnya. 4. Terhindar dari penyakit fisik Jika dipikir-pikir, hampir semua penyakit yang datang ke tubuh kita ini, bersumber dari dua hal. Satu pola hidup yang tidak sehat, dan kedua dari pikiran. Pikiran yang buruk akan memberikan efek yang buruk pada tubuh kita. Dimulai dari kepala pusing, nafsu makan hilang, ditambah pikiran yang ruwet, pada akhirnya akan membuat pertahanan tubuh kita roboh sehingga lebih mudah diserang oleh berbagai penyakit. Namun dengan rajin bersyukur, hati dan pikiran kita akan jadi lebih tenang dan nyaman sehingga resiko terkena penyakit fisik juga akan lebih kecil. 5. Tuhan menambahkan kenikmatan di hidupnya Ketika seseorang berbuat baik, kemudian kita berterima kasih kepadanya, maka orang itu juga akan semakin baik kepada kita. Hal yang sama juga dilakukan oleh Tuhan. Ketika kamu banyak bersyukur, bukan hanya iman kamu yang bertambah kuat, Allah SWT juga akan menambahkan kenikmatan di hidupmu. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika kita lalai dalam bersyukur. Hidup akan terasa kurang dan membuat kita kesulitan untuk bahagia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat.” QS. Ibrahim 14 Ayat 7. 3 Cara Mengungkapkan Rasa Syukur Kebanyakan dari kita mungkin berpikir jika rasa syukur hanya bisa diungkapkan dengan kata-kata. Padahal sebenarnya, ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengungkapkan perasaan bersyukur yang kita rasakan. Bagaimana caranya? 1. Semakin taat beribadah Mengungkapkan rasa syukur tidak hanya cukup dengan mengatakan “Alhamdulillah”. Lebih dari itu, rasa syukur itu juga harus dibarengi dengan progres ibadah yang semakin baik. Kalau kemarin-kemarin, kamu hanya menjalankan ibadah wajib seperti shalat lima waktu dan puasa di bulan Ramadhan, sekarang kamu bisa mulai mengamalkan berbagai ibadah Sunnah. Misalnya seperti rajin shalat Dhuha, rajin puasa Senin-Kamis, atau rajin melakukan shalat malam. Lagipula, ibadah-ibadah ini memang hukumnya Sunnah, namun manfaatnya juga sangat banyak. Shalat tahajud dan Dhuha misalnya, dapat mendatangkan rezeki dan juga segala hajat atau doa yang kita panjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT. 2. Berbagi kepada orang lain Ketika kamu mendapatkan sebuah hadiah terbaik, tidakkah kamu ingin membaginya kepada orang lain? Selain beribadah, berbagi juga bisa menjadi cara keren untuk mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Saat kita berbagi, kita sebenarnya bukan hanya membantu memenuhi kebutuhan orang lain, dan membuatnya bahagia. Lebih dari itu, tanpa disadari, saat kita berbagi, kita juga menyebarkan rasa bersyukur yang kita miliki kepada orang lain. Bagaimana tidak, saat kita berbagi, orang yang dibagi akan merasa bahagia. Saking bahagianya hingga dia secara otomatis mengucapkan syukur kepada Tuhannya. 3. Jangan lupa untuk tersenyum! Dalam ajaran agama Islam, senyum juga merupakan bagian dari ibadah. Ketika kamu tidak memiliki apapun untuk membantu orang lain, kamu bisa menyemangatinya dengan sebuah senyuman. Disisi lain, tersenyum juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur yang kita rasakan. Dengan tersenyum, kamu juga sudah berbagi kebahagiaan kepada orang lain. Dengan tersenyum, dunia akan tahu bahwa kamu sedang berbahagia. Dengan tersenyum, kamu juga secara tidak langsung membantu membuat mood orang lain menjadi lebih baik. Jadi, jangan lupa tersenyum ya mulai sekarang! Bersyukur memang merupakan hal sederhana, tetapi setelah membaca penjelasan di atas, kita semua jadi sadar betapa berartinya dan banyak manfaat bersyukur yang kita punya. Saat bersyukur, bukan hanya hidup kita jadi lebih baik, tapi hidup orang lain juga akan jadi lebih baik. Terakhir, dengan banyak bersyukur, kita juga akan semakin dekat dengan Allah SWT. Orang yang hidupnya dekat dengan Allah SWT, maka bukan hanya urusan dunianya yang terjamin, tapi juga akhiratnya. Jadi, mulai sekarang, sesulit apapun hidupmu saat ini, biasakan diri kita untuk tetap bersyukur. Jangan lupa, rasa syukurnya ditambah dengan rasa sabar yang banyak. Jangan mengkhawatirkan terlalu banyak hal, karena semua akan baik-baik saja pada akhirnya. Untuk Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang manfaat bersyukur dan pengetahuan agama lainnya, kamu bisa mengunjungi Sebagai SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha untuk menyediakan produk terbaik dan terbaru untuk Grameds, supaya kamu memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Siti Marliah BACA JUGA ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien KisahOrang Tua Renta dan Buta yang Selalu Bersyukur. SUATU ketika, aku jalan-jalan di padang pasir dan tersesat tidak bisa pulang. Di sana kutemukan sebuah kemah lawas. Kuperhatikan kemah tersebut, dan ternyata di dalamnya ada seorang tua yang duduk di atas tanah dengan sangat tenang. Ternyata orang ini kedua tangannya buntung, matanya buta Ada kisah tiga orang dari Bani Israil, ketiganya diberi ujian harta oleh Allah. Ketiganya sama-sama sukses, namun dua orang enggan bersyukur dan menganggap nikmat adalah karena hasil usahanya. Sedangkan satunya lagi benar-benar hamba yang pandai bersyukur dan ia pun menyandarkan nikmat pada Allah. Kisah Tiga Orang Bani Israil Berpenyakit Kulit, Kebotakan dan Buta Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ ثَلاَثَةً مِنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ أَبْرَصَ وَأَقْرَعَ وَأَعْمَى، فَأَرَادَ اللهُ أَنْ يَبْتَلِيَهُمْ، فَبَعَثَ إِلَيْهِمْ مَلَكًا، “Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil, yaitu penderita penyakit kulit[1], punya penyakit kebotakan sebagian rambut kepalanya botak, -pen dan orang buta. Kemudian Allah Ta’ala ingin menguji mereka bertiga, maka diutuslah kepada mereka seorang malaikat. فَأَتَى اْلأَبْرَصَ، فَقَالَ أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟، قَالَ لَوْنٌ حَسَنٌ، وَجِلْدٌ حَسَنٌ، وَيَذْهَبُ عَنِّي الَّذِي قَدْ قَذِرَنِي النَّاسَ بِهِ، قَالَ فَمَسَحَهُ، فَذَهَبْ عَنْهُ قَذَرُهُ، فَأُعْطِيَ لَوْنًا حَسَنًا وَجِلْدًا حَسَنًا، قَالَ فَأَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ اْلإِبِلُ أَوِ الْبَقَرُ – شّكٌّ إِسْحَاقُ – فَأُعْطِيَ نَاقَة عُشْرَاءَ، فَقَالَ بَارَكَ اللهُ لَكَ فِيْهَا. Maka datanglah malaikat itu kepada orang pertama yang menderita penyakit kulit dan bertanya kepadanya, “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?” Ia menjawab, “Rupa yang bagus, kulit yang indah, dan penyakit yang menjijikkan banyak orang ini hilang dari diriku”. Maka diusaplah orang tersebut, dan hilanglah penyakit itu, serta diberilah ia rupa yang bagus, kulit yang indah. Malaikat itu bertanya lagi kepadanya, “Lalu kekayaan apa yang paling kamu senangi?” Ia menjawab, “Unta atau sapi.” Maka diberilah ia seekor unta yang sedang bunting, dan ia pun didoakan, “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu dengan unta ini.” قَالَ فَأَتَى اْلأَقْرَعَ، فَقَالَ أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ شَعْرٌ حَسَنٌ، وَيَذْهَبُ عَنِّي الَّذِي قَدْ قَذِرَنِي النَّاسُ بِهِ، فَمَسَحَهُ فَذَهَبَ عَنْهُ قَذَرُهُ، وَأُعْطِيَ شَعْرًا حَسَنًا، فَقَالَ أَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟، قَالَ الْبَقَرُ أَوِ اْلإِبِلُ، فَأُعْطِيَ بَقَرَةً حَامِلاً، قَالَ بَارَكَ اللهُ لَكَ فِيْهَا. Kemudian Malaikat tadi mendatangi orang yang punya penyakit kebotakan, dan bertanya kepadanya, “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?” Ia menjawab, “Rambut yang indah, dan apa yang menjijikkan banyak orang ini hilang dari diriku”. Maka diusaplah kepalanya, dan seketika itu hilanglah penyakitnya, serta diberilah ia rambut yang indah. Malaikat tadi bertanya lagi kepadanya, “Harta apakah yang kamu senangi?” Ia menjawab, “Sapi atau unta.” Maka diberilah ia seekor sapi yang sedang bunting dan didoakan, “Semoga Allah memberkahimu dengan sapi ini.” فَأَتَى اْلأَعْمَى، فَقَالَ أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟، قَالَ أَنْ يُرِدِ اللهُ إِلَيَّ بَصَرِي فَأَبْصَرَ بِهِ النَّاسَ، فَمَسَحَهُ، فَرَدَّ اللهُ إِلَيْهِ بَصَرَهُ، قَالَ فَأَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟، قَالَ الْغَنَمَ، فَأُعْطِيَ شَاةً وَالِدًا. Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang buta, dan bertanya kepadanya, “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?” Ia menjawab, “Semoga Allah berkenan mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat orang.” Maka diusaplah wajahnya, dan seketika itu dikembalikan oleh Allah penglihatannya. Malaikat itu bertanya lagi kepadanya “Harta apakah yang paling kamu senangi?” Ia menjawab “Kambing.” Maka diberilah ia seekor kambing yang sedang bunting. فَأُنْتِجَ هَذَانِ وَوَلَّدَ هَذَا، فَكَانَ لِهَذَا وَادٍ مِنَ اْلإِبِلِ، وَلِهَذَا وَادٍ مِنَ الْبَقَر، وَلِهَذَا وَادٍ مِنَ الْغَنَمِ. Lalu berkembangbiaklah unta, sapi dan kambing tersebut, sehingga yang pertama memiliki satu lembah unta, yang kedua memiliki satu lembah sapi, dan yang ketiga memiliki satu lembah kambing. Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata selanjutnya, ثُمَّ إِنَّهُ أَتَى اْلأَبْرَصَ فِي صُوْرَتِهِ وَهَيْئَتِهِ، قَالَ رَجُلٌ مِسْكِيْنٌ قَدِ انْقَطَعَتْ بِيَ الْحِبَالُ فِي سَفَرِي، فَلاَ بَلاَغَ لِيَ الْيَوْمَ إِلاَّ بِاللهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذِي أَعْطَاكَ اللَّوْنَ الْحُسْنَ وَالْجِلْدَ الْحُسْنَ وَالْمَالَ، بَعِيْرًا أَتَبَلَّغُ بِهِ فِي سَفَرِي، فَقَالَ الْحُقُوْقُ كَثِيْرَةٌ، فَقَالَ لَهُ كَأَنِّي أَعْرَفْكَ! أَلَمْ تَكُنْ أَبْرَصَ يَقْذَرُكَ النَّاسُ، فَقِيْرًا فَأَعْطَاكَ اللهُ الْمَالَ؟، فَقَالَ إِنَّمَا وَرَثْتُ هَذَا الْمَالَ كَابِرًا عَنْ كَابِرٍ، فَقَالَ إِنْ كُنْتَ كاَذِبًا فَصَيَّرَكَ اللهُ إِلَى مَا كُنْتَ. “Kemudian, datanglah Malaikat itu kepada orang yang sebelumnya menderita penyakit kulit, dengan menyerupai dirinya yakni di saat ia masih dalam keadaan berpenyakit kulit, -pen, dan berkata kepadanya, “Aku seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku untuk mencari rizki dalam perjalananku ini, sehingga tidak akan dapat meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan anda. Demi Allah yang telah memberi anda rupa yang tampan, kulit yang indah, dan kekayaan ini, aku minta kepada anda satu ekor unta saja untuk bekal meneruskan perjalananku.” Tetapi dijawab, “Hak-hak tanggunganku masih banyak.” Malaikat tadi berkata kepadanya, “Sepertinya aku pernah mengenal Anda, bukankah Anda ini dulu orang yang menderita penyakit kulit, yang orang-orang pun jijik melihat anda, lagi pula anda miskin, kemudian Allah memberikan kepada anda harta kekayaan?” Dia malah menjawab, “Harta kekayaan ini aku warisi turun-temurun dari nenek moyangku yang mulia lagi terhormat.” Maka malaikat tadi berkata kepadanya, “Jika Anda berkata dusta niscaya Allah akan mengembalikan Anda kepada keadaan Anda semula.” قَالَ وَأَتَى اْلأَقْرَعَ فِي صُوْرَتِهِ، فَقَالَ لَهُ مِثْلَ مَا قَالَ لِهَذَا، وَرَدَّ عَلَيْهِ مِثْلَ مَا رَدَّ عَلَيْهِ هَذَا، فَقَالَ إِنْ كُنْتَ كَاذِبًا فَصَيَّرَكَ اللهُ إِلَى مَا كُنْتَ. Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya berpenyakit kebotakan, dengan menyerupai dirinya di saat masih berpenyakit itu, dan berkata kepadanya sebagaimana ia berkata kepada orang yang pernah menderita penyakit kulit, serta ditolaknya sebagaimana ia telah ditolak oleh orang yang pertama. Maka malaikat itu berkata, “Jika Anda berkata dusta niscaya Allah akan mengembalikan Anda seperti keadaan semula.” قَالَ وَأَتَى اْلأَعْمَى فِي صُوْرَتِهِ، فَقَالَ رَجُلٌ مِسْكِيْنٌ وَابْنُ سَبِيْلٍ قَدِ انْقَطَعَتْ بِيَ الْحِبَالِ فِي سَفَرِي، فَلاَ بَلاَغَ لِيَ الْيَوْمَ إِلاَّ بِاللهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذِي رَدَّ عَلَيْكَ بَصَرَكَ شَاةً أَتَبَلَّغُ بِهَا فِي سَفَرِي، فَقَالَ قَدْ كُنْتُ أَعْمَى فَرَدَّ اللهُ إِلَيَّ بَصَرِي، فَخَذَ مَا شِئْتَ، وَدَعْ مَا شِئْتَ، فَوَاللهِ لاَ أَجْهَدُكَ الْيَوْمَ بِشَيْءٍ أَخَذْتَهُ للهُ، فَقَالَ أَمْسِكْ مَالَكَ، فَإِنَّمَا ابْتُلِيْتُمْ، فَقَدْ رَضِيَ اللهُ عَنْكَ وَسَخَطُ عَلَى صَاحِبَيْكَ Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya buta, dengan menyerupai keadaannya dulu di saat ia masih buta, dan berkata kepadanya, “Aku adalah orang yang miskin, kehabisan bekal dalam perjalanan, dan telah terputus segala jalan bagiku untuk mencari rizki dalam perjalananku ini, sehingga aku tidak dapat lagi meneruskan perjalananku hari ini, kecuali dengan pertolongan Allah kemudian pertolongan Anda. Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan Anda, aku minta seekor kambing saja untuk bekal melanjutkan perjalananku.” Maka orang itu menjawab, “Sungguh aku dulunya buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Maka ambillah apa yang Anda sukai, dan tinggalkan apa yang tidak Anda sukai. Demi Allah, sekarang ini aku tidak akan mempersulit Anda dengan memintamu mengembalikan sesuatu yang telah Anda ambil karena Allah.” Maka malaikat tadi berkata, “Peganglah kekayaan Anda, karena sesungguhnya kalian ini hanya diuji oleh Allah. Allah telah ridha kepada Anda, dan murka kepada kedua teman Anda.” HR. Bukhari no. 3464 dan Muslim no. 2964. Tanda Tidak Syukur Mengatakan Nikmat adalah Karena Memang Pantas Ia Dapat Allah Ta’ala berfirman, وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ رَحْمَةً مِنَّا مِنْ بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَذَا لِي وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُجِعْتُ إِلَى رَبِّي إِنَّ لِي عِنْدَهُ لَلْحُسْنَى فَلَنُنَبِّئَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِمَا عَمِلُوا وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ “Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata “Ini adalah hakku, dan aku tidak yakin bahwa hari Kiamat itu akan datang. Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisiNya.” Maka Kami benar-benar akan memberitakan kepada orang-orang kafir apa yang telah mereka kerjakan dan akan Kami rasakan kepada mereka azab yang keras. ” QS. Fusshilat 50 قال مجاهد هذا بعملي ، وأنا محقوق به . وقال ابن عباس يريد من عندي . وقوله { قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي } [ القصص 78 ] . قال قتادة على علم مني بوجوه المكاسب . وقال آخرون على علم من الله أني له أهل ، وهذا معنى قول مجاهد أوتيته على شرف . Mujahid mengatakan bahwa orang yang mendapatkan rahmat tersebut mengatakan, “Ini adalah karena ilmuku. Akulah yang berhak mendapatkannya.” Ibnu Abbas mengatakan bahwa orang tersebut mengatakan, “Ini karena hasil jerih payahku.” Atau ia berkata sebagaimana yang dikatakan Karun, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” QS. Al Qoshosh 78 Qotadah berkata, “Rahmat ini kuperoleh karena ilmu dan jerih payahku.” Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa ini adalah ilmu dari Allah namun kuperoleh karena memang aku pantas mendapatkannya. Ini semakna dengan perkata Mujahid, ia diberi karena kemuliaan dirinya. Dinukil dari Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad At Tamimi Pelajaran dari Kisah Hadits di atas menunjukkan bahwa di antara tanda kurangnya iman dan tauhid yaitu jika seseorang mengganggap bahwa nikmat dan rezeki didapat karena hasil kerja kerasnya atau Allah memang pantas memberi padanya. Seharusnya seorang mukmin mengakui nikmat Allah secara lahir dan batin, lalu ia memuji Allah atas nikmat tersebut. Nikmat tersebut hendaklah disandarkan pada Allah, juga nikmat tersebut dimanfaatkan untuk ketaatan. Sekaligus hal ini mengajarkan pada kita untuk tidak terlalu berbangga diri dan takjub. Dinukil dari Al Qoulus Sadid karya Syaikh As Sa’di. Moga orang yang berakal bisa mengambil pelajaran. Hanya Allah yang memberi taufik. — Akhukum fillah, Muhammad Abduh Tuasikal Diselesaikan di Taman Mini Indonesia Indah saat Expo Komunitas Pengusaha Muslim 2013, 25 Muharram 1435 H, 07 51 PM. Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter RumayshoCom — Bagi yang berminat dengan buku terbaru karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, yaitu Buku Panduan Amal Shalih di Musim Hujan harga dan Buku Mengikuti Ajaran Nabi Bukanlah Teroris -edisi revisi dan cetakan kedua- harga silakan pesan via sms atau WA ke nomor 0852 00 17 1222 atau via PIN BB 2AF1727A. Pesan segera! [1] Dalam Al Mu’jam Al Wasith disebutkan yang dimaksud barosh absrosh adalah, بياض يقع في الجسد لعلة “Putih belang-belang di badan karena penyakit.” Adaorang yang tukang marah", tidak di luar rumah, maupun di dalam rumah, bawaan hati nya ingin selalu marah", Sulit memang untuk menahannya, tapi dia berniat untuk mempelajari Al Qur'an dan mendalaminya dengan seorang ustadz, setiap ayat" yang memerintahkan untuk sabar di catat olehnya di selembar kertas beserta artinya dan di tempel di setiap tempat yang sering ia lalui (kecuali “Fadi” merupakan seorang pemuda yang sholih, setelah tiga tahun dari pernikahannya ia di karuniai dengan anak kembar, satu laki-laki dan satu perempuan, ia sangat bersyukur kepada Allah SWT. Setelah bertahun-tahun, ia mengamati putranya, yang selalu merasa tidak puas dalam banyak hal dan selalu mengeluh dalam hidupnya, tidak seperti saudari perempuannya, yang selalu memuji serta bersyukur kepada Allah dan berusaha untuk menyenangkan kedua orang tuanya, dan Orang tuanya pun sering meminta dari anak laki-laki mereka agar melihat adiknya, dan mencontoh bagaimana dia menerima setiap masalah dengan kepuasan dan lapang hati, serta menerima ketetapan Allah dalam segala hal, tetapi dia tetap pada keadaanya dan menghiraukan ucapan kedua orang tuanya. Ketika waktu kelulusan kedua putra putinya di sekolah menengah, sang ayah memutuskan untuk memberi mereka hadiah yaitu jalan-jalan ke salah satu pantai, dan saat mereka pergi, mobil yang dikendarai pun meliuk dari jalan dan menabrak tiang penerangan, putra nya mengalami patah kaki, sedangkan sang putri lengannya patah, lalu sang ayah terkejut ketika mendengar putrinya banyak memuji nama Allah dan terus bersyukur serta mengingatkan saudaranya yang berteriak dan menangis dengan hadist Rasulullah SAW “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” Pada waktu tersebut, sang keluarga masuk ke rumah sakit, sang putri sudah menjalani pengobatan pada lengannya dan begitu pula pada kaki sang putra, dan sang putri terus merasa bersyukur kepada Allah, tetapi sebaliknya sang putra malah menangis sambil berkata aku mengalami apa yang tidak di alami orang lain,, aku telah kehilangan impian ku untuk menjadi pemain sepak bola. Sang Putra yang masih sedih malah menyalahkan ayahnya sebagai penyebab lukanya yang membuatnya duduk di rumah saja, lalu sang ayah mengajak nya untuk menonton pertunjukan film untuk pertama kalinya, dan di bioskop orang-orang berkumpul dan duduk di tempatnya masing-masing. Ketika film dimulai dan muncul layar yang menunjukkan atap sebuah ruangan, baru berjalan enam menit, layar menunjukkan adegan yang sama tanpa ada perubahan, sehingga sang anak pun murka, mengeluh, merasa bosan dan berteriak bahwa dia membuang-buang waktunya yang berharga untuk menonton film yang buruk ini, ia meminta kepada ayahnya agar bisa keluar, namun tiba-tiba kamera film berpindah ke bawah dan muncullah cuplikan seorang penyandang cacat sepenuhnya, anak yang lumpuh dan berbaring di tempat tidurnya serta tidak dapat menggerakkan lehernya secara permanen, di akhir film pun tertulis Kami hanya menunjukkan delapan menit saja, dan kau tak sanggup untuk memperhatikannya? maka dari itu sebaiknya kau tau betapa sangat berharganya dirimu sekarang ini, maka bersyukurlah kepada Allah. Sang anak itu pun menangis, dan berteriak di hadapan ayahnya serta meminta maaf kepadanya, dirinya tahu bahwa sang ayah jauh lebih baik daripada yang lain. Semenjak hari itu ia mulai bersimpati kepada orang yang kurang baik nasibnya darinya, dan tidak memandang iri pada mereka yang lebih tinggi. Orangyang rakus terhadap sesuatu tanpa pernah merasa puas, itu salah satu tanda tidak bersyukur. Syukur akan selalu menempatkan seseorang di jalan yang benar, lurus, dan baik. Syukur juga akan membuat seseorang selalu optimistis menjalani kehidupan. Orang yang bersyukur takkan pernah iri hati dengan apa yang diraih orang lain, karena ia Jakarta - Abu Qilabah adalah seorang sahabat Nabi yang dikenal selalu bersyukur. Nama lengkapnya, yaitu Abdullah bin Zaid al-Jarmi. Beliau termasuk seorang perawi yang banyak meriwayatkan hadits dari Anas bin dari buku Kearifan Islam karya Maulana Wahiduddin Khan, Abu Qilabah berasal dari kota Bashrah dan wafat di Syam pada tahun 104 H. Ia juga merupakan seorang yang masyhur sebagai ahli ibadah dan Abu Qilabah memiliki kepribadian selalu bersyukur terhadap rahmat Allah dan selalu haus akan ilmu. Suatu hari, Abu Qilabah pernah ditanya, "Siapakah orang yang paling kaya?" Kemudian ia menjawab, "Orang yang paling kaya adalah orang yang bersyukur atas apa yang diberikan Allah kepadanya.""Lalu siapakah orang yang paling berilmu?" tanya seseorang itu Qilabah menjawab, "Orang yang selalu meningkatkan pengetahuannya melalui pemberian itu."Kisah Abu Qilabah yang Selalu Bersyukur dan Sabar dalam Setiap KeadaanKisah Abu Qilabah yang selalu bersyukur dikisahkan dalam buku Rahasia Dahsyat di Balik Kata Syukur karya Yana Adam, berdasarkan riwayat dari Abdullah bin bin Muhammad pernah mengatakan, "Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil yang dari bentuknya menunjukkan bahwa pemiliknya orang yang sangat aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Aku melihat ada seorang laki-laki, tetapi bukan laki-laki laki-laki itu sedang berbaring dengan tangan dan kakinya yang buntung, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang lisannya, orang tersebut mengucapkan, "Ya Allah, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat memuliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain."Lantas aku pun menemuinya dan berkata kepada orang itu, "Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?"Sang laki-laki pemilik kemah menjawab, "Wahai saudara, diamlah. Demi Allah, seandainya Allah datangkan lautan, niscaya laut tersebut akan menenggelamkanku atau gunung apa yang pasti aku akan terbakar atau dijatuhkan langit kepadaku yang pasti akan meremukkanku. Aku tidak akan mengatakan apapun kecuali rasa syukur."Aku kembali bertanya, "Bersyukur atas apa?"Laki-laki pemilik kemah menjawab lagi, "Tidakkah engkau melihat Dia telah menganugerahkan aku lisan yang senantiasa berdzikir dan bersyukur. Di samping itu, aku juga memiliki anak yang waktu sholat ia selalu menuntunku untuk ke masjid dan ia pula yang menyuapiku. Namun, sejak tiga hari ini dia tidak pulang kemari. Bisakah engkau tolong carikan dia?"Aku pun menyanggupi permohonannya dan pergi untuk mencari anaknya. Setelah beberapa saat mencari, aku mendapati jenazah yang sedang dikerubungi oleh singa. Ternyata, anak laki-laki tersebut telah diterkam oleh kumpulan tragedi itu, aku pun bingung bagaimana cara mengatakan kepada laki-laki pemilik kemah itu. Aku lalu kembali dan berkata kepadanya untuk menghiburnya."Wahai saudaraku, sudahkah engkau mendengar kisah tentang Nabi Ayyub?"Lelaki itu menjawab, "Iya, aku tahu kisahnya."Kemudian aku bertanya lagi, "Sesungguhnya Allah telah memberinya cobaan dalam urusan hartanya. Bagaimana keadaannya dalam menghadapi musibah itu?"Ia menjawab, "Ia menghadapinya dengan sabar." Aku bertanya kembali, "Wahai saudaraku, Allah telah menguji Ayub dengan kefakiran. Bagaimana keadaannya?"Lagi-lagi ia menjawab, "Ia bersabar." Aku kembali memberi pertanyaan, "Ia pun diuji dengan tewasnya semua anak-anaknya, bagaimana keadaannya?"Ia menjawab, "Ia tetap bersabar." Aku kembali bertanya yang terakhir kali, "Ia juga diuji dengan penyakit di badannya, bagaimana keadaannya?"Ia menjawab dan balik bertanya, "Ia tetap bersabar. Sekarang katakan padaku dimana anakku?"Lalu aku berkata, "Sesungguhnya putramu telah aku temukan di antara gundukan pasir dalam keadaan telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas. Semoga Allah melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau."Selanjutnya, laki-laki pemilik kemah itu berkata, "Alhamdulillah, yang Dia tidak meninggalkan keturunan bagiku yang bermaksiat kepada Allah sehingga ia di azab di neraka."Kemudian ia menarik napas panjang lalu meninggal dunia. aku pun membaringkannya di tangan, kututupi dengan jubahku, dan meminta bantuan kepada empat orang laki-laki yang lewat mengendarai kuda untuk mengurus laki-laki tersebut ternyata mengenali jenazah yang tinggal di kemah kecil, mereka berkata, "Ini adalah Abu Qilabah, sahabat dari Ibnu Abbas. Laki-laki ini pernah dimintai oleh khalifah untuk menjadi seorang hakim. Namun, ia menolak jabatan tersebut."Dikatakan dalam riwayat lain, Abu Qilabah merupakan sahabat terakhir Rasulullah SAW terakhir pada masa itu sehingga khalifah ingin menjadikannya seorang hakim. Itu merupakan jabatan yang mulia, tetapi Abu Qilabah menolaknya dan pergi ke wilayah Mesir hingga wafat dalam keadaan seperti kisah Abu Qilabah, sahabat nabi yang senantiasa selalu bersyukur dan bersabar. Semoga, sifat mulianya tersebut dapat diteladani oleh umat dari sosok sahabat nabi Abu Qilabah, detikers juga bisa tantang diri kamu untuk mengucap rasa syukur hari ini lewat program Alhamdullah Challenge yang ada DI SINI. Tak hanya itu, kamu turut berkesempatan untuk memenangkan hadiah smartphone dan uang jutaan rupiah kalau rutin bersyukur. Yuk, ceritakan hal-hal yang kamu syukuri hari ini! .